Migran yang Diduga Terlibat Kerusuhan Dibebaskan
Beberapa migran yang didakwa merencanakan dan melakukan kerusuhan di perbatasan El Paso pada 21 Maret lalu, dibebaskan setelah hakim memutuskan adanya kesalahan teknis dalam penahanan mereka. Kerusuhan tersebut melibatkan ratusan migran yang menyerang anggota Garda Nasional Texas.
Pembebasan Akibat Kelalaian Kejaksaan
Belum diketahui pasti berapa jumlah migran yang dibebaskan. Namun, Hakim El Paso Times menyebutkan bahwa “ratusan tersangka” seharusnya mendapatkan pemeriksaan penahanan individual dalam waktu 48 jam.
Kantor Kejaksaan Distrik yang dipimpin Bill Hicks, seorang Republikan, gagal mengajukan dokumen yang diperlukan untuk menahan para migran. Akibatnya, Hakim Pengadilan Negeri Humberto Acosta memerintahkan pembebasan mereka.
Beberapa Migran Tetap Ditahan
Beberapa migran tetap ditahan karena otoritas imigrasi federal memberlakukan penangguhan deportasi. Sementara itu, persidangan untuk terdakwa lain dijadwalkan pada hari Senin.
Penyerangan Terhadap Garda Nasional
Setidaknya satu migran, Junior Evaristo-Benitez (21) asal Honduras, didakwa menyerang petugas Garda Nasional Texas. Dia ditahan di Penjara El Paso County setelah penangguhan penahanannya ditolak.
Kerusuhan yang Didalangi oleh Sejumlah Pemimpin
Pihak berwenang federal mengidentifikasi sekitar selusin migran yang diduga sebagai pemimpin kerusuhan melalui kamera penegak hukum. Pihak berwenang berencana mengajukan tuntutan pidana terhadap mereka.
Kritik dari Anggota Kongres Texas
Anggota Kongres Texas, Tony Gonzales, mengecam aksi tersebut. Ia berpendapat bahwa para migran yang dibebaskan berpotensi menimbulkan masalah di masa depan.
Kronologi Kerusuhan
Ketegangan di perbatasan El Paso sudah terjadi sejak Rabu malam. Sekelompok kecil migran melempar batu ke arah Garda Nasional Texas, namun mereka kemudian bubar.
Para migran yang terlibat kerusuhan pada hari Kamis sebelumnya memang sudah berada di wilayah Amerika Serikat. Mereka belum menyerahkan diri kepada Patroli Perbatasan AS akibat kebingungan terkait kebijakan negara bagian Texas, SB4.
Undang-undang kontroversial tersebut mengizinkan polisi negara bagian dan lokal Texas untuk menangkap imigran ilegal. Namun, kebijakan tersebut sempat ditangguhkan beberapa kali oleh pengadilan federal. Akibatnya, para migran bimbang untuk menyerahkan diri.
Pada Kamis pagi, para migran secara terkoordinasi memanjat pagar kawat dan berlari menuju tembok perbatasan, diduga untuk menyerahkan diri secara paksa.