ROTASI.CO.ID – Lima dari 33 Jenis salat sunnah yang pernah dilaksanakan oleh Rasulullah SAW, telat di tulis pada artikel sebelumnya oleh penulis. Sekilas kita review lima dari 33 jenis shalat sunnah yang sudah disampaikan dalam artikel belajar islam sebelumnya.
Pertama, Salat rawatib adalah salat sunnah yang dikerjakan untuk mengiringi salat fardhu 5 waktu. Dengan istilah lain, salat rawatib itu sebenarnya adalah salat qabliyah dan ba’diyah.
Kedua, Salat sunnah wudhu adalah salat sunnah yang dilakukan setelah kita melakukan wudhu. Ada hadits shahih yang menunjukkan tentang kesunnahan untuk mengerjakan salat sunnah wudhu.
Ketiga, Salat tahiyatul masjid adalah salat sunnah yang dikerjakan ketika kita masuk masjid sebagai penghormatan terhadap masjid. Kecuali di Masjidil Haram yang tidak ada salat tahiyatul masjidnya. Sebagai penggantinya adalah melakukan thawaf saja.
Keempat, Shalat tahajjud adalah shalat sunnah yang dilakukan pada malam hari setelah bangun dari tidur. Shalat tahajjud juga termasuk bagian dari qiyamullail atau mendirikan malam dengan ibadah.
Dan yang kelima, Shalat tarawih adalah shalat sunnah yang dilakukan pada malam hari di bulan ramadhan. Kata tarawih ( ح ا هويااااااا ر تاااااااا (secara bahasa bentuk jama’ dari ة) tarwihah هو ْي ر تا (yang artinya istirahat.
Lalu, apa lagi jenis shalat sunnah yang oernah dilaksanakan Rasulullah yang akan di bahas? Yuk ikutin lagi artikelnya.
Shalat Witir
Ada banyak hadits shahih yang menunjukkan tentang kesunnahan untuk mengerjakan shalat witir. Dalil pertama misalnya hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud di bawah ini:
“Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu beliau berkata: Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: wahai ahlul qur’an, kerjakanlah shalat witir, sesungguhnya Allah itu ganjil (esa) dan suka kepada yang ganjil (witir)”.
Dalil kedua hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud di bawah ini: “Dari Buraidah radhiyallahu ‘anhu beliau berkata: Sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: shalat witir itu haq, siapa yang tidak shalat witir maka tidak termasuk golongan kami”.
Dalil ketiga misalnya hadits yang diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi dan Imam an-Nasai di bawah ini: “Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu beliau berkata: shalat witir itu tidak wajib seperti shalat fardhu. Akan tetapi witir itu adalah shalat yang disunnahkan oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam”.
Menurut fiqih madzhab Syafi’iy hukum shalat witir adalah sunnah mu’akkadah. Artinya sesuatu yang sangat dianjurkan walaupun tidak wajib untuk melaksanakannya.
Jika di bulan ramadhan maka disunnahkan mengerjakan shalat witirnya secara berjamaah. Namun jika di luar ramadhan afdhalnya dikerjakan sendirian saja.
Imam an-Nawawi rahimahullah (w. 676 H) seorang ulama besar madzhab Syafi’iy menyebutkan sebagai berikut: “Imam an-Nawawi rahimahullah berkata: Madzhabmadzhab para ulama mengenai hukum shalat witir. Madzhab kami syafiiy hukum shalat witir tidak wajib. Akan tetapi hukumnya sunnah mu’akkadah. Ini adalah pendapat mayoritas ulama dari kalangan sahabat, thabiin dan ulama setelahnya. Imam Abu Hanifah sendiri mengatakan shalat witir hukumnya wajib bukan fardhu. Jika ditinggalkan sampai terbit fajar maka berdosa dan harus qadha’.
Dalam kitab-kitab fiqih madzhab Syafi’iy disebutkan bahwa jumlah rakaat shalat witir paling sedikit adalah 1 rakaat. Artinya seseorang boleh mengerjakan shalat witir hanya dengan 1 rakaat saja. Namun afdhalnya atau yang lebih utama paling sedikit adalah 3 rakaat.
Imam an-Nawawi rahimahullah (w. 676 H) seorang ulama besar madzhab Syafi’iy menyebutkan sebagai berikut: “Imam an-Nawawi rahimahullah berkata: shalat witir hukumnya sunnah. Minimal 1 rakaat dan afdhalnya 3 rakaat. Lebih afdhal lagi 5 rakaat, 7 rakaat, 9 rakaat kemudian 11 rakaat. Ini batasan maximalnya menurut yang masyhur dalam madzhab syafi’iy. Namun ada sebagian pendapat mengatakan maximal 13 rakaat.”
Salat Dhuha
Para ulama menyebutkan bahwa ada banyak hadits yang menunjukkan tentang kesunnahan untuk mengerjakan shalat dhuha.
Dalil pertama misalnya hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim di bawah ini: “Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu alaihi wasallam beliau bersabda: Di pagi hari setiap ruas tulang tubuh kalian harus bersadaqah. Setiap tasbih adalah sadaqah, setiap tahmid adalah sadaqah, setiap tahlil adalah sadaqah,, setiap takbir adalah sadaqah, amar ma’ruf adalah sadaqah, nahi munkar adalah sadaqah. Semua hal ini cukup dengan mengerjakan shalat dhuha 2 rakaat.”
Dalil kedua hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim di bawah ini: “Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha beliau berkata: Bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam pernah shalat dhuha 4 rakaat dan beliau menambahnya sesuai yang Allah kehendaki.\
Dalil ketiga misalnya hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Imam Muslim di bawah ini: “Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu beliau berkata: Kekasihku shallallahu alaihi wasallam berwasiat kepadaku agar aku berpuasa 3 hari tiap bulan, shalat dhuha 2 rakaat dan shalat witir sebelum tidur”.
Para ulama sepakat bahwa jumlah minimal rakaat shalat dhuha adalah 2 rakaat. Namun para ulama berbeda pendapat dalam menentukan jumlah maximal rakaat shalat dhuha. Mayoritas ulama khususnya dalam madzhab syafi’iy bahwa maximal rakaat shalat dhuha adalah 8 rakaat.
Sebagian ulama seperti Imam ar-Rafi’iy (w. 623 H) dan Imam ar-Ruyani (w. 502 H) rahimahumallah mengatakan maximal 12 rakaat.
Imam an-Nawawi rahimahullah (w. 676 H) seorang ulama besar madzhab Syafi’iy menyebutkan sebagai berikut: “Shalat dhuha minimal 2 rakaat, paling banyak adalah 8 rakaat. Ini adalah pendapat mushonnif dan mayoritas ulama. Imam ar-Rafi’iy dan Imam arRuyani mengatakan paling banyak 12 rakaat.”
Dalil yang dipakai mayoritas ulama adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud di bawah ini: “Dari Ummu Haani’ radhiyallahu ‘anha beliau berkata: sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wasallam pada saat pembebasan kota makkah melakukan shalat dhuha 8 rakaat, dan beliau salam setiap 2 rakaat.”
Demikian sahabat, penambahan 2 jenis dari 33 jenis salat sunnah yang pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW. Semoga ini menjadi jalan kita untuk terus taat kepada Allah SWT, Aamiin yaa Robbal’alamin. Pantengin terus artikel belajar islamnya ya sahabat. (ar)
Sumber:
– Sabungan Tiga, 33 Macam Salat Sunnah, Muhammad Ajib, Lc., MA., Rumah Fiqih Indonesia.