Pemerintah China baru-baru ini menerapkan kebijakan baru yang melarang penggunaan chip Intel dan AMD di PC (personal computer/PC) yang digunakan di lingkungan pemerintahan. Tak hanya itu, mereka juga menyarankan penggunaan sistem operasi buatan lokal sebagai OS utama, alih-alih Windows milik Microsoft. Alasan di balik larangan ini adalah terkait dengan privasi dan keamanan. Pemerintah ingin memastikan sistem pada peralatan yang mereka gunakan “aman dan andal”.
Kebijakan ini diberlakukan setelah Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi China merilis daftar CPU, sistem operasi, dan database terpusat yang dinilai memenuhi kriteria “aman dan andal”. Daftar tersebut diumumkan pada bulan Desember 2023.
Meskipun Kementerian tidak merinci nama vendor CPU dalam daftar tersebut, namun dipastikan bahwa semua yang masuk dalam daftar tersebut berasal dari China. Ada kemungkinan beberapa di antaranya adalah Huawei dan Phytium.
Kebijakan ini menjadi babak baru dalam persaingan antara Amerika Serikat dan China di pasar semikonduktor. Sebelumnya, AS juga telah melarang sejumlah perusahaan dari negaranya untuk mendukung pengembangan chip di China. Contohnya, Huawei yang dijegal dalam penggunaan teknologi semikonduktor asal AS, sehingga sempat mengalami kesulitan dalam mengembangkan smartphone yang mendukung jaringan 5G.
Namun, Huawei akhirnya mampu mengembangkan chip “sendiri”, termasuk chip Kirin 9000s yang menjadi otak ponsel flagship Mate 60 series. Kemampuan Huawei ini diprediksi akan mendorong adopsi chip lokal di China, sejalan dengan kebijakan pemerintah yang menjegal CPU dari merek Barat.
Di sisi lain, Intel kemungkinan akan mengalami kerugian finansial akibat kebijakan ini. Pasalnya, 27 persen penjualan tahunan (Year-on-Year) Intel berasal dari China.
Pada September 2023, pemerintah China juga telah melarang seluruh Aparatus Sipil Negara (ASN) setempat untuk menggunakan iPhone atau perangkat teknologi buatan asing saat bekerja. Mereka juga dilarang membawa perangkat itu ke kantor.
Larangan ini merupakan perluasan regulasi di China yang sudah ada selama ini, dengan tujuan untuk mengurangi ketergantungannya pada teknologi asing di tengah maraknya ancaman keamanan siber.
Hingga akhir tahun 2023, beberapa perusahaan “BUMN” China dan departemen pemerintah di delapan provinsi sudah menginstruksikan karyawan agar tidak memakai iPhone. Sebagai gantinya, mereka dianjurkan memakai perangkat teknologi merek lokal.
Kebijakan ini menunjukkan tekad China untuk meningkatkan kemandirian teknologinya dan mengurangi ketergantungan pada negara lain.