ROTASI.CO.ID – Badan Antariksa Eropa (ESA) akan merekrut penyandang disabilitas sebagai bagian dari astronot barunya. ESA akan menerima lamaran pada bulan Maret untuk mengisi empat hingga enam lowongan di korps astro-nya. ESA ingin proses ini seinklusif mungkin.
Dilansir BBC pada Rabu (17/2/2021), Individu yang memiliki pertumbuhan terbatas, keadaan yang selalu menjadi penghalang di masa lalu, didorong untuk mendaftar. Pada tahap ini, individu yang terpilih akan menjadi bagian dari proyek kelayakan untuk memahami persyaratan, seperti keselamatan dan dukungan teknis. Tujuan utamanya adalah membuat mimpi ‘para-astronot’ menjadi kenyataan di masa depan, meskipun ini membutuhkan waktu.
“Secara eksplisit, individu ini akan melakukan misi luar angkasa yang berarti. Jadi, mereka perlu melakukan sains. Mereka perlu berpartisipasi dalam semua operasi normal Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS),” kata Dr David Parker, direktur program robotika dan penerbangan luar angkasa manusia.
ESA sedang dalam penggerak keragaman besar. Misalnya dalam hal gender, masih sangat tertinggal. Hanya satu dari astronautnya yang sekarang adalah perempuan (Samantha Cristoforetti).
Demikian pula hanya satu dari direktur seniornya adalah seorang perempuan (Elodie Viau di telekomunikasi). Posisi terdepan dalam misi ruang angkasa robotik, ilmuwan proyek dan manajer proyek, sebagian besar masih laki-laki.
Hanya 16 persen dari pelamar untuk panggilan astronot ESA terakhir pada tahun 2008 adalah perempuan. ESA ingin melihat peningkatan yang dramatis kali ini. Aplikasi diterima dari 31 Maret hingga 28 Mei.
Untuk memenuhi syarat, kandidat harus memiliki gelar master (atau lebih tinggi) dalam Ilmu Pengetahuan Alam, Kedokteran, Teknik, Matematika atau Ilmu Komputer, atau memenuhi syarat sebagai pilot uji eksperimental.
“Mereka harus fasih berbahasa Inggris dengan pengetahuan yang baik tentang bahasa kedua. Tidak masalah apa bahasa kedua itu, tetapi harus bahasa kedua,” kata Lucy van der Tas, kepala akuisisi bakat ESA.
Kemampuan berbicara bahasa Rusia, bahasa lain yang digunakan di stasiun luar angkasa, akan menjadi bagian dari program pelatihan. Proses rekrutmen harus melihat setidaknya empat orang langsung masuk ke korps astronot ESA, yang berbasis di Cologne, Jerman. Sebanyak 20 calon lainnya juga akan masuk ke cadangan.
Mereka akan dikontrak agar tersedia untuk panggilan, baik karena pensiunan di antara astronot yang ada atau karena masing-masing negara anggota ESA ingin menjalankan misi nasional ke ISS. Kandidat penyandang disabilitas yang berhasil juga akan masuk cadangan. ESA kemudian akan bekerja dengan mitranya di ISS untuk menemukan cara terbaik menerbangkan para-astronot. (ar)