ROTASI.CO.ID – Seorang seniman Turki, Adigha Batur menggambar peta Palestina berhias bunga berisikan mahkota dan mimpi Palestina. Peta ini merupakan respon atas ramainya kabar penghapusan peta Palestina oleh Google Maps dan Apple Maps.
Dilansir Pusat Informasi Palestina (palinfo), Ahad (26/7/2020), peta yang digambar Adigha Batur itu mendapat respon besar di jejaring sosial internasional. Aksinya tersebut juga menuai dukungan dari para aktivis dan seniman dunia yang menolak langkah Google dan Apple, dan mendukung hak semua rakyat Palestina.
“Sungguh ironis langkah yang diambil Google menghapus peta Negara Palestina, dan saya ingin mengungkapkan penolakan dengan karya seni. Karya desainnya tentang Palestina biasanya mencerminkan kesedihan. Saya ingin mengubah model ini dengan memilih bunga,” kata Batur.
Batur mengatakan, dirinya tidak mengira bahwa desain ini menuai respon besar dari para netizen. Ia mengungkap kebahagiaan atas respon ini.
Yang paling membuatnya bahagia bahwa karyanya berupa peta Palestina berhiaskan bunga, menjadi sumber inspirasi sekaligus menggambarkan keinginan jutaan orang di dunia.
Pusat Informasi Palestina edisi bahasa Inggris merilis peta Palestina tersebut, dan menuai respon yang sangat besar. Peta tersebut mendapat lebih dari 2 juta pengikut di Facebook, di samping lebih dari 13 ribu followers.
Sebelumnya, dalam unggahan di Facebook, Palestine International Broadcast menuliskan Palestina telah dihapus dari Google Maps dan Apple Maps dan mengkaitkannya dengan rencana Petinggi Israel mencaplok Palestina. Ia juga melampirkan tangkapan layar kedua peta digital.
“Palestina telah dihapus dari Google Maps dan Apple Maps tanpa adanya pernyataan resmi dari kedua perusahaan. Aksi ini dilakukan ketika Presiden Israel Benjamin Netanyahu berjanji untuk mencaplok Tepi Barat yang telah memicu krisis global dengan banyak negara menyebutnya ‘pelanggaran hak asasi manusia’,” tulis akun Palestine International Broadcast, seperti dikutip Ahad (26/7/2020).
Posting-an kemudian banyak dikomentari dan disebarkan sehingga menjadi viral. Banyak netizen kemudian mengutuk Google Maps dan Apple Maps.
Menanggapi hal tersebut, seorang Juru Bicara Google menyampaikan bahwa pihaknya tidak melakukan perubahan terhadap perbatasan atau wilayah tersebut baru-baru ini.
Juru Bicara itu pun menyatakan Google belum pernah menggunakan label Palestina di Google Maps. Ia mengarahkan pada pemberitaan Engadget pada 2016 dan laporan surat kabar Paris Le Monde.
Kedua artikel tersebut mengutip Google yang berisi pernyataan tidak pernah ada label Palestina dalam layanan pemetaan mereka.
Christine Leuenberger, seorang dosen senior di Cornell University yang fokus pada sejarah dan sosiologi kartografi di Israel dan Wilayah Palestina, mengatakan kata Palestina tidak akan pernah ada di peta-peta ini – di sebagian besar istilah Tepi Barat dan Gaza.
“Di peta, nama ‘Palestina’ biasanya dikaitkan dengan sejarah Palestina sebelum pembentukan negara Israel dan tidak digunakan di media mainstream Barat,” kata Christine Leuenberger seperti dilansir dari publikasi AFP.
“Biasanya wilayah Palestina ditunjukkan melalui penggambaran garis demarkasi putus-putus yang berkonotasi dengan wilayah yang disengketakan dan wilayah (Gaza dan Tepi Barat) tetap tanpa nama. Atau, wilayah tersebut diwakili dengan garis putus-putus dan juga diberi label ‘Tepi Barat’ dan ‘Gaza’.” (ar)