ROTASI.CO.ID – Platform virtual Imam Connect menyediakan khutbah virtual dengan konsep Uber for Imams. Nantinya, pengguna tidak hanya menemukan satu imam tapi juga komunitas. Pengguna juga bisa melakukan transaksi bisnis dari belahan dunia lain. Semua hal yang berkaitan dengan pembelajaran Islam pun ada dalam 14 bahasa.
Salah seorang pendiri Imam Connect, Muddassar Ahmed mengatakan peluncuran platform ini guna mengatasi kekhawatiran yang mendesak, yakni akses layanan berbasis agama. Layanan ini sangat menguntungkan bagi para penyedia atau bagi pelanggannya.
Dilansir Religion News pada Rabu (4/2/2021), Imam Connect menjadi bagian tren yang berkembang dan menawarkan banyak layanan serta produk kepada Muslim secara daring. Umat Muslim menghabiskan sekitar 220 miliar dolar AS untuk hiburan daring dan konten virtual pada 2018. Menurut Salaam Gateway, angka tersebut diperkirakan akan mencapai 309 miliar dolar AS pada 2024.
Ahmed memandang Imam Connect sebagai perusahaan sosial dan bisnis. “Saya merancangnya untuk membangun hubungan baru dalam komunitas Muslim daripada menghasilkan keuntungan sendiri,” kata Ahmed.
Orang-orang yang didukung oleh Imam Connect cenderung tidak pergi ke masjid setempat, tapi masih membutuhkan layanan agama. Jumlah Muslim AS yang tidak pergi ke masjid meningkat sejak awal pandemi.
Sebuah survei yang dilakukan oleh Pew Research pada 2017 menemukan kurang dari setengah Muslim Amerika yang disurvei 43 persen menghadiri masjid setiap pekan. Penurunan tersebut telah mengganggu umat Islam lain.
Sejumlah kelompok seperti Majelis Ahli Hukum Muslim Amerika mengeluarkan fatwa yang menyatakan sholat Jumat berjamaah harus dilakukan secara langsung agar dianggap sah. “Inti dari berkumpul sebagai komunitas sangatlah penting,” kata Ahli Komunitas Muslim Amerika, Saeed Khan.
Menurut Khan, Imam Connect munkin menandakan langkah membangun rasa komunitas yang sama dalam aspek lain kehidupan Muslim. Namun, para ulama yang bersikeras pada komunitas curiga dengan kemajuan teknologi mungkin mengganggu kemurnian iman.
Pada 1930-an, masjid-masjid di seluruh dunia mulai memperkuat adzan dengan pengeras suara yang ditempatkan di menara. Bagi sebagian orang, ini dianggap sebagai potensi pelanggaran dan menimbulkan masalah.
Saat ini, penggunaan megafon tersebar luas yang bisa memastikan umat Islam masih dapat mendengar azan di atas polusi suara lingkungan perkotaan. Imam Connect mungkin menawarkan solusi serupa, terutama bagi Muslim yang hidup di bawah ritme yang tidak selalu atau mudah mengakomodasi kebutuhan mereka seperti spiritual, sosial, atau logistik.
Imam Connect berharap umat Islam dapat mencapai mobilitas di ruang virtual, memungkinkan mereka mendefinisikan kembali, menegaskan kembali, dan menghubungkan kembali dengan konsep ummah yang pada dasarnya islami. (adh)