ROTASI.CO.ID – Focal Point, Jaringan Indonesia Positif (JIP), Festika Rosani menyatakan adanya kekosongan obat Antiretroviral (ARV) untuk Orang Dengan HIV (Odhiv). Imbasnya, dari 5000 orang pengidap HIV, hanya 2000 yang menerima obat.

“Odhiv di Bekasi sendiri ada 5000 orang. Obat tersedia hanya untuk 2000 orang, sisa 3000 orang ini ketakutan akan kematian. Apalagi ditengah pandemic yang juga beresiko untuk mereka (Red:Odhiv),” ungkap Festika dalam keterangannya di Bekasi pada Kamis sore (10/9/2020).
Menurutnya, ketidaktersediaan ARV di Kota Bekasi karena petugas dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi diperbantukan untuk penanganan Covid-19.
“Biasanya ada 1 petugas dari Dinkes Kota Bekasi yang ambil obat ARV di bandung, Jawa Barat. Tapi sejak pandemic Covid-19, tidak ada lagi petugas khusus untuk para Odhiv. Akibatnya, obat kosong dan para Odhiv saat ini ketakutan memberikan penyebaran HIV kepada masyarakat luas, terutama kepada keluarga sekitarnya,” terangnya.
“Pasalnya, kalau Odhiv itukan harus mengkonsumsi obat rutin setiap hari, jika obat itu tidak dikonsumsi, maka HIV didalam tubuh para Odhiv ini akan reaktif. Kalau sudah reaktif, resikonya besar,” sambung Festika ketakutan.
Ia merasa tidak adanya kepedulian Pemerintah Kota melalui Dinas Kesehatan terhadap penanganan masalah HIV di Kota Bekasi. Katanya, yang ia takutkan kali ini adalah kematian dari 3000 orang yang tidak menerima ARV dan akan adanya penyebaran baru imbas dari penularan HIV. (ar)
Comments 1