ROTASI.CO.ID – Hidupnya penuh dedikasi kepada umat, waktunya habis untuk memikirkan kemaslahatan umatnya. Berjuang untuk umat, mengorbankan air mata, datah bahkan nyawa pernah dipertaruhkannya untuk umat. Sampai di ujung hayatnya, umat yang jadi prioritas perhatiannya. Dan di akhirat pun, umat yang beliau cari untuk diberikan syafaatnya. Cintanya tulus kepada umat.
Sejarah sudah mencatat bagaimana perjuangan Nabi s.a.w. selama hidupnya untuk memperjuangkan keselamatan umatnya baik dunia dan akhirat.
Tapi sebagai pengguguran atas kewajiban, penulis akan berikan beberapa contoh nyata dari cintanya Rasulullah SAW kepada umatnya yang dengan itu layaklah Nabi SAW mendapatkan cinta balasan dari kita semua.
Do’a Nabi s.a.w. Untuk Umatnya
- Berdoa Untuk Umat Setiap Shalat
Ada kisah menarik yang terekam dalam banyak kitab hadits, salah satunya adalah apa yang tertulis dalam kitab shahih-nya Imam Ibn Hibban. Diriwayatkan bahwasanya Nabi s.a.w. sedang berbincang santai di rumahnya bersama sayyidah ‘Aisyah r.a.
Beliau (‘Aisyah) mengatakan: ketika aku memandang wajah Nabi s.a.w., terasa ketenangan dalam diri, lalu aku katakan kepada beliau s.a.w.: Ya rasul, berdoalah kepada Allah untuknya. Kemudian Nabi pun mengangkat tanganya berdoa kepada Allah:
“Ya Allah, ampunilah ‘Aisyah, seluruh dosanya yang lalu dan yang akan datang. Dosanya yang terlihat dan yang tersembunyi”.
Mendengar doanya Nabi s.a.w. itu, ‘Aisayh kemudian tersenyum lebar, dan tertawa. Saking senangnya, sampai-sampai ia menjatuhkan kepalanya di pangkuan Nabi s.a.w. Kemudian beliau mengatakan:
“senangkah kau dengan doaku tadi?”
Sayyidah ‘Aisyah menjawab: “Bagaimana mungkin aku tidak gembira dengan doa mu Ya rasul s.a.w.?”
Rasulullah SAW kemudian meneruskan: “demi Allah, itulah doaku untuk umatku setiap shalat”. (HR Ibn Hibban)
Pedulinya beliau s.a.w. dengan umatnya. Padahal setaip hari sudah berdakwah menyampaikan syariat agar terhindar dari perbuatan dzalim dan dosa bahkan kesyirikian. Tapi toh kalaupun tetap ada umatnya yang menolak dakwah dan akhirnya jatuh pada kemaksiatan, masih juga didoakan ampun oleh Rasulullah SAW.
- Tetap Mendoakan Walau Dizalimi
Mungkin semua kita pun ingat bagaimana cerita Rasulullah SAW yang datang ke thaif untuk berdakwah. Alih-alih pesan dan nasihatnya didengar, Nabi s.a.w. malah mendapatkan lemparan batu yang akhirnya melukai wajah dan tubuhnya.
Tetiba datang bantuan dari Allah SWT dengan diturunkannya malaikat Jibril a.s., yang kemudian menawarkan “jasa pelayanan” untuk beliau, Rasulullah Muhammad SAW guna membalas apa yang sudah dilakukan oleh bangsa Thaif yang tidak menghormati Nabi sama sekali. Beliau (jibril) a.s. menawarkan kepada Nabi s.a.w. untuk menghancurkan kaum Thaif tersebut dengan gunung yang siap diangkat oleh Jibril a.s.
Bagi orang yang sedang dalam keadaan terdesak dan juga juga dalam posisi yang lemah, tentu bantuan semacam ini adalah tawaran yang rasanya sangat baik untuk diterima. Agar mereka para orang-orang zalim tahu bahwa apa yang mereka lakukan itu akan berbalik kepada mereka berupa penderitaan. Itu watak manusia biasa yang maunya jika dizalimi akan balas menzalimi juga. Tapi berbeda dengan Muhammad SAW.
Bukannya mengamini apa yang ditawarkan oleh Jibril a.s., beliau s.a.w. justru menolak dan memilih untuk mendoakan kaum Thaif tersebut. Darah akibat luka masih mengalir di wajahnya, beliau s.a.w. mengangkat tangan lalu mengatakan:
“Allah tidak mengutusku untuk menjadi orang yang merusak dan juga tidak untuk menjadi orang yang melaknat. Akan tetapi Allah mengutusku untuk menjadi penyeru doa dan pembawa rahmat. Ya Allah, berilah hidayah untuk kaumku, sesungguhnya mereka tidak mengetahui” (HR alBaihaqi dalam Syu’ab al-Iman)
Indahnya akhlak Beliau di waktu dan kondisi yang secara manusiawi sangat wajar orang itu marah setelah mendapatkan banyak luka akibat kezaliman orang lain. Tapi Nabi s.a.w. memang tidak diutus untuk membalas keburukan dengan keburukan. Tapi beliau diutus oleh Allah SWT sebagai agen kebaikan dan penyebar kasih sayang.
Belas Kasih Nabi s.a.w. Untuk Umatnya
Kalau ditanya tentang siapa orang yang paling mengasihi diri kita? Normalnya kita akan menjawab ia adalah ibu kita semua. Itu benar dan tidak salah. Akan tetapi kita juga harus tahu bahwa Nabi s.a.w. jauh lebih sayang dan paling mengasihi kita lebih dari siapapun di dunia ini. Sejak hidup, bahkan sampai nanti di akhirat pun Rasulullah SAW adalah orang yang paling memberikan kita kasih sayangnya. Dan tidak pernah terputus.
- Selalu Memohon Keselamatan Umat
Dalam sebuah riwayat yang masyhur sekali, termasuk riwayat Imam Ahmad dan juga dalam Mushannaf Ibn Abi Syaibah, disebutkan bahwasanya setiap malam dalam shalatnya, Nabi SAW tidak berhenti meminta kepada Allah SWT untuk memberikan ampunan pembebasan azab untuk umatnya.
Beliau (Abu Dzar) r.a. mengatakan:
“Aku mendengar Nabi s.a.w. satu malam dalam shalatnya, ia membaca dan mengulang-ngulan firman Allah s.w.t. di setiap ruku dan sujudnya: “jika engkau mengadzab mereka, sesungguhnya mereka adalah hambaMu. Dan jika Engkau mengampuni mereka, sesungguhnya memang Engkau maha pengampun lagi maha bijaksana” [al-Maidah 118]
Abu Dzar r.a. kemudian bertanya:
“Wahai Rasul, sejak malam tadi engkau mengulang ayat itu di setiap ruku’ dan sujud mu, sampai waktu subuh datang. Ada apa gerangan?”
Nabi s.a.w. menjawab:
“Aku memohon syafa’at kepada Allah untuk umatku. Dan itu dikabulkan oleh-Nya bagi mereka yang tidak menyekutukan-Nya”. (HR Ibn Abi Syaibah & Ahmad)
- Menangis Untuk Umatnya
Dalam riwayat Imam Muslim, diriwayatkan oleh sahabat Abdullah bin Amr bin al-Ash r.a., Nabi s.a.w. pernah menangis di hadapannya ketika membaca ayat Allah:
“Sesungguhnya berhala-berhala tersebut banyak menyesatkan manusia. Dan siapa yang mengikuti ku, mereka adalah golonganku” (Ibrahim 36)
Dan beliau pun menangis kembali ketika membaca ayat Allah yang lain:
“jika engkau mengadzab mereka, sesungguhnya mereka adalah hambaMu. Dan jika Engkau mengampuni mereka, sesungguhnya memang Engkau maha pengampun lagi maha bijaksana” [al-Maidah 118]
Kemudian beliau s.a.w. mengangkat tangan sambil menngis, beliau s.a.w. mengatakan:
“Ya Allah, … umatku … umatku”
Akhirnya Allah SWT mengutus Jibril untuk menemui Muhammad tentang sebab kenapa Rasulullah SAW menangis. Kemudian Jibril a.s. datang menemui Nabi tentang apa yang membuatnya menangis, dan Jibril pun tahu apa itu. Dan Allah SWT. mengatakan:
“Wahai Jibril, datang temuilah Muhammad, dan katakana kepadanya bahwa kami akan membuatnya ridha dengan apa yang kami takdirnya untuk umatnya dan kami tidak akan menzalimimu”. (HR Muslim)
Sahabat, saking sayangnya Rasulullah SAW kepada umatnya, Beliau tak pernah ridha umatnya untuk mendapatkan adzab. Karenanya dalam setiap kesempatan berdoa, beliau s.a.w. selalu memhon kepada Allah s.w.t. untuk menghndarkan adzab dari umatnya. Wallahualam Bissawab. (ar)
Sumber:
- Buku “Manusia Yang Tidak Seperti Manusia. Terbitan 5 Maret 2020, Ahmad Zarkasih Lc, Rumah Fiqih Indonesia.