ROTASI.CO.ID – Belum lama ini efek samping dari vaksin Covid-19 kembali menjadi perbincangan hangat di media sosial. Betapa tidak, sebuah studi dalam “jurnal medis” mengabarkan bahwa vaksin Covid-19 memiliki efek samping memperbesar penis.
Dilansir Latestly Pada Kamis (7/1/2021), tangkapan layar dari laman “jurnal medis” bernama The New Ingland Journal of Merdecine yang memuat informasi tersebut cukup banyak diunggah di media sosial. Judul studi yang terpampang adalah “Rekombinan SARS-CoV-2: Vaksin Covid-19 tampak meningkatkan panjang penis hingga 3 inchi pada beberapa individu”.
Sebagian warganet mempercayai studi dengan isi laporan yang tampak bombastis ini. Padahal bila ditelisik lebih jauh, tampilan laman dari The New Ingland Journal of Merdecine yang beredar di media sosial ini memuat beragam kejanggalan dan dapat dipastikan hanya hoaks atau informasi keliru belaka.
Salah satu kejanggalan dari unggahan tangkapan layar tersebut adalah nama jurnalnya. Di sana tertulis bahwa nama jurnal tersebut adalah The New Ingland Journal of Merdecine.
Tidak ada jurnal medis yang memiliki nama The New Ingland Journal of Merdecine. Nama jurnal ini tampak sebagai parodi dari sebuah jurnal medis ternama yaitu The New England Journal of Medicine. Tak ada studi mengenai dampak pembesaran penis akibat vaksin Covid-19 yang dipublikasikan melalui The New England Journal of Medicine.
Berdasarkan pengamatan Republika.co.id pada tangkapan layar yang diunggah @AlfonsoJLT, isi dari laporan studi dalam The New Ingland Journal of Merdecine juga menunjukkan kejanggalan. Pada bagian result atau hasil studi diungkapkan bahwa ada 666 laki-laki yang terlibat dalam studi tersebut. Akan tetapi jumlah partisipan yang mengalami efek pembesaran penis adalah 667 orang.
Tak hanya itu, metode pemberian vaksin pada partisipan juga tampak sangat tidak masuk akal. Dituliskan bahwa vaksin Covid-19 disuntikkan ke arteri serebral partisipan oleh istri masing-masing ketika para partisipan dalam keadaan tidur. Menurut KenHub, arteri serebral berada di otak sehingga merupakan hal yang mustahil bila hal tersebut dilakukan, terlebih oleh orang awam.
Selain itu, isi dalam laporan studi yang terpampang dalam tangkapan layar juga mengandung banyak kesalahan ketik. Dan pada bagian conclusions atau kesimpulan, tampak jelas bahwa unggahan yang viral ini dibuat dengan nada satire dengan mengimplikasikan bahwa para penganut teori konspirasi yang tidak percaya Covid-19 dan vaksin mungkin akan bersedia divaksin bila “efek samping” dari vaksin menguntungkan pribadi mereka.
“Para istri sangat senang denagn efek samping vaksin ini. Para penganut teori konspirasi dengan penis yang kecil akan mendapatkan manfaat dari vaksin tersebut,” tulis “peneliti” dalam kolom hasil dan kesimpulan. (ar/Latestly//dbs/ant)