ROTASI.CO.ID – Harga kedelai di wilayah Kota Bekasi, Jawa Barat, tembus Rp9300/Kilogram. Harga itu melonjak tinggi dibanding biasanya hanya Rp7000-an/kilogramnya. Kenaikan harga kedelai tersebut terjadi sejak Oktober 2020.
Puncaknya menjelang pergantian tahun 2020, hingga seluruh pengusaha tahu tempe di wilayah Kota Bekasi, sempat berhenti berproduksi selama tiga hari beberapa hari lalu. Hal tersebut membuat sejumlah rumah makan terutama Warteg tidak menyediakan menu tahu tempe.
Namun sejak dua hari lalu, industri tahu tempe di wilayah Kota Bekasi sudah kembali berproduksi. Tetapi harga tahu mengalami kenaikan mencapai 30 persen. Misalkan harga sepotong tahu sebelumnya Rp300 menjadi Rp400. Begitupun harga tempe, biasanya Rp4.000 satu lonjongnya, menjadi Rp7.000-an.
“Mau bagaimana lagi, untuk menutupi biaya produksi harga bahan baku tahu seperti kedelai di Bekasi tembus Rp9300/Kilogram. Kenaikan itu sebenarnya sudah mulai sejak Oktober, tapi bukanya turun, akhir tahun malah kian melejit,” ungkap Yanto pelaku usaha industri tahu di RT01/05 Keluarahan Jatirahayu, Rabu (6/1/2021).
Diakuinya bahwa industri tahu di wilayahnya ada enam pengusaha dan satu pelaku usaha berproduksi tempe. Menurutnya tidak melakukan pengurangan kualitas tahu seperti lebih kecil dan lainnya tetap seperti biasanya hanya harga saja dinaikkan 30 persen dari harga biasa, guna menutupi biaya produksi.
“Kami tidak mengurangi kadar ukuran tahu, tetap seperti biasa. Harga saja dinaikan, dan permintaan tetap sama tidak berkurang meskipun mengalami kenaikan harga,” jelasnya.
Hal senada juga diakui oleh Mubarok, pengusaha tahu di Jatimurni, bahwa kenaikan bahan baku tahu untuk kedelai mengalami kenaikan mencapai Rp9300/Kilogramnya. Bahkan untuk tingkat eceran kedelai mencapai Rp9.700/Kilogram.
Mubarok mengaku kenaikan harga tahu yang dijualnya ke pelanggan tidak terlalu tinggi bisa dikatakan normal. Misalkan dulu jual Rp2.300 sekarang menjadi Rp2.500, hanya dinaikkan Rp200, tanpa mengubah bentuk atau kadar tahu.
“Kami juga sempat tutup tidak hanya tiga hari, tapi empat hari tidak berproduksi awal tahun ini. Sejak kemarin sudah mulai beroperasi lagi seperti sediakala,”ungkapnya.
Normalnya stok tahu tempe di pasaran sejak dua hari ini diakui oleh Sri Mulyono Sekretaris Rukun Warga Pasar Kranji. Awal tahun baru diakuinya sempat kosong ketersediaan tempe tahu di pasar tersebut.
“Sekarang, sudah normal tidak terjadi kelangkaan lagi. Harganya pun seperti normal, tapi pastinya tanya langsung saja ke pedagang pasar,”paparnya. (cdn)