ROTASI.CO.ID – Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMA Korpri Kota Bekasi, Mumun Siti Maemunah mengatakan siswa tahun ajaran baru 2020 di SMA Korpri saat ini sebanyak 239 siswa.
Siswa tersebut dibagi menjadi 7 kelas, Yakni 4 kelas untuk jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan total 144 siswa sedangkan untuk Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yakni 3 kelas dengan total 95 siswa.
” Jadi total kita ada 7 kelas, 4 Kelas untuk Jurusan IPA yang diisi oleh 36 siswa masing-masing perkelasnya, dan 3 kelas untuk jurusan IPS yang diisi oleh 32 siswa perkelasnya,” ucapnya.
Saat ini SMA Korpri Bekasi sudah melakukan proses belajar mengajar secara online melalui aplikasi. Dirinya mengatakan selama pembelajaran secara online, waktu belajar dilakukan sama dengan sebelum pandemi Covid 19 ini, yakni mulai pukul 07.20 WIB, Yang mana anak didiknya melakukan absen pada jam tersebut.
Lanjut dia bukan hanya itu setiap waktu pembelajaran siswa juga diwajibkan memakai baju seragam dan harus upload foto pada sesi absensi.
“Jam sekolah kita sama kaya jam sekolah biasa, dan kita usahakan sebisa mungkin memperkecil celah untuk tidak mengikuti proses pembelajaran secara online,makanya kalau ada yg belum online kita komunikasiin satu-satu ke siswa,” paparnya
Dirinya mengaku selama masa pandemi Covid 19 ini pembelajaran secara online lah yang hanya bisa dilakukan sekolah tentunya dengan metode pembelajaran yang gampang dan mudah dicerna oleh anak didiknya. Dirinya pun tidak menampik adanya kesulitan ketika pembelajaran online yakni jaringan maupun kesiapan anak – anak didiknya.
Bukan hanya proses pembelajaran, pembiayaan sekolah pun jadi dampak bagi beberapa orang tua, namun meski begitu pihak sekolah memberikan solusi terbaik bagi orang tua siswa yang memang mempunyai kesulitan pembayaran.
“Intinya kami berikan solusi kepada orang tua siswa-siswi tentang pembayaran sekolah. Kita harus tau juga permaslahanya apa, nah kalau untuk saat ini beberapa paling minta tenggang waktu pembayaran, tapi kita tetap kasih solusi terbaik karna kan yang terkena dampak bukan hanya sektor pendidikan tapi semua sektor,” tandasnya. (dyt)