ROTASI.CO.ID – Untuk menjawab sejumlah tantangan pada pengelolaan sampah dan optimalisasi praktik ekonomi sirkuler di Indonesia. PRAISE (Packaging and Recycling Association for Indonesia Sustainable Environment) atau Asosiasi Untuk Kemasan dan Daur Ulang Bagi Indonesia meluncurkan program Packaging Recovery Organization (PRO) secara virtual, bersama dengan sejumlah pemangku kepentingan lainnya.
Peluncuran virtual tersebut menggambarkan bagaimana PRO dapat menjadi salah satu solusi inovatif untuk menanggapi berbagai isu yang terdapat pada penanganan sampah kemasan di Indonesia, dengan melibatkan sector formal maupun informal untuk mewujudkan sistem yang terintegrasi. Sinergi dan komitmen yang terbentuk oleh berbagai pemangku kepentingan merupakan respons industri yang sejalan dengan upaya Pemerintah Indonesia dalam peningkatan sistem manajemen persampahan dan penerapan ekonomi sirkuler.
Ketua Umum PRAISE, Karyanto Wibowo mengatakan, Di tahun 2020, PRO akan fokus pada penanganan bahan kemasan berupa PET plastic dengan target daur ulang sebesar 60%. Kemudian, pada tahun 2021 dan seterusnya, PRO akan fokus pada penanganan materi kemasan lainnya, yaitu UBC, flexibles, dan HDPE. Pada tahun 2021, PRO akan memperluas peluang untuk ekspansi keanggotaan agar dapat meningkatkan jumlah pemangku kepentingan yang terlibat.
“Kami harap keberadaan PRO dapat memberikan sudut pandang dan inovasi baru dalam menghadapi berbagai tantangan pada pengelolaan sampah dan percepatan praktik ekonomi sirkuler di Indonesia. Besar harapan kami agar pemerintah, sektor industri, dan sektor informal maupun semi-informal lainnya dapat bergabung dalam inisiatif ini untuk mewujudkan Indonesia yang lestari,” ucapnya.
Sementara itu Hadir dalam peluncuran, Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia, menyatakan apresiasi dan dukungannya terhadap program PRO yang diinisiasi oleh PRAISE.
“Pemerintah Indonesia telah menargetkan pengurangan timbulan sampah plastik sampai dengan 70% di lautan pada tahun 2025, dan bebas dari kebocoran sampah plastik ke lautan pada tahun 2040. Target tersebut akan kami realisasikan melalui beberapa program terkait pengolahan sampah spesifik berdasarkan sifat, konsentrasi, dan/atau volumenya, yang memerlukan pengelolaan khusus. Tentunya, kami harap kehadiran PRO dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap pencapaian target ini,”terangnya.
Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Provinsi Jawa Timur, yang turut berpartisipasi sebagai narasumber pada diskusi panel, menambahkan, adanya kesempatan dan potensi yang bisa dimanfaatkan oleh Provinsi Jawa Timur, salah satunya di Kota Surabaya, maka inisiatif Extended Stakeholder Responsibility (ESR) telah bisa diterapkan. Oleh karena itu, diharapkan program PRO dapat berhasil menjadi mesin perubahan ekonomi, sosial, dan lingkungan di Jawa Timur.
“Dengan adanya program PRO sebagai upaya kolektif dari industri, saya optimis akan bisa memberi manfaat sosial ekonomi maupun lingkungan dari praktik ekonomi sirkuler. Harapannya ke depan, program ini akan bisa dikembangkan di kabupaten/kota lain di Jatim sehingga manfaatnya semakin bisa dirasakan masyarakat luas,” ungkap Khofifah. (dyt)