Di bawah terik matahari pagi, Kota Tua Semarang memancarkan pesonanya yang tak lekang oleh waktu. Bangunan-bangunan kuno berarsitektur Belanda berjejer rapi di sepanjang jalan, membawa pengunjung kembali ke masa lampau ketika Semarang menjadi kota pelabuhan yang ramai.
Kota Tua Semarang, yang dahulu dikenal sebagai Oudestad, menyimpan jejak sejarah panjang yang terukir dalam setiap sudutnya. Didirikan oleh Belanda pada abad ke-17, kota ini menjadi saksi bisu pergulatan politik, ekonomi, dan budaya di Jawa Tengah.
Salah satu bangunan ikonik di Kota Tua Semarang adalah Lawang Sewu, yang berarti “seribu pintu”. Bangunan bersejarah ini dahulu merupakan kantor perusahaan kereta api Belanda, dan kini menjadi salah satu museum kereta api terlengkap di Indonesia.
Di dekat Lawang Sewu, terdapat Gereja Blenduk, gereja berarsitektur Belanda yang unik dengan bentuk kubahnya yang menyerupai lonceng. Di seberang gereja, pengunjung dapat menemukan Tugu Muda, monumen bersejarah yang didirikan untuk mengenang perjuangan para pahlawan dalam pertempuran lima hari di Semarang.
Menjelajahi Kota Tua Semarang tak lengkap tanpa mengunjungi Pasar Semawis. Pasar malam yang hanya buka di akhir pekan ini menawarkan berbagai kuliner khas Semarang, seperti lumpia, tahu gimbal, dan wingko babat. Pengunjung juga dapat berburu barang antik dan souvenir di pasar ini.
Kota Tua Semarang bukan hanya tentang bangunan kuno dan sejarah masa lampau. Di balik tembok-tembok tua, terdapat denyut kehidupan modern yang dinamis. Perpaduan antara sejarah dan modernitas inilah yang membuat Kota Tua Semarang menjadi salah satu destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi.