ROTASI.CO.ID – Kota Tasikmalaya – Nurul Azkia Temarwut, santri Pondok Pesantren Tahfidz Ibnu Siena Quranuna, Mangkubumi, Tasikmalaya yang berasal dari kota Tual, Maluku berhasil menyelesaikan hafalan qurannya dalam waktu cepat 4 bulan 17 hari.
Program Dauroh Al Quran bertema ‘Al Quran Membumi di Hati Pemuda Bangkit Menyelamatkan Negeri’ yang diselenggarakan oleh Pondok Pesantren Ibnu Siena Quranuna mampu melahirkan hafidz dan hafidzoh muda.
Pertama dirinya tiba di kota Tasikmalaya pada tanggal 30 Oktober 2020 dan sejak saat itu ia mulai beradaptasi dengan lingkungan pesantren kemudian mulai menghafal Al Quran di awal November.
Motivasi Azkia untuk menghafal karena di saat jenuh selalu muncul bayangan orangtua sehingga ia tetap semangat untuk terus menghafal.
Dalam menghafal, kata Azkia juga sangat dibutuhkan semangat, kesabaran dan ketekunan karena baginya semangat menghafal Al-Quran merupakan perjuangan yang hakiki meskipun ia lakukan hingga larut malam.
“Saya harus tetap optimis dan konsisten dalam menghafal Quran,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Rotasi pada Jumat (19/3/2021)
Untuk tetap konsisten dalam menghafal, Azkia menakut-nakuti dirinya sendiri jika tidak menghafal hari itu juga ia meninggal dan efeknya dirinya jadi tambah semangat untuk melanjutkan hafalannya dan hal tersebut sangat berpengaruh dalam tekadnya.
Kendala dan kesulitan yang ia hadapi saat menghafal adalah tidak tercapainya target hafalan, sementara terkait akomodasi dan biaya operasional seluruhnya ditanggung oleh orangtua.
Azkia adalah anak terakhir dari 5 bersaudara. Ibunya yang dulu berprofesi sebagai guru TK kini sudah pensiun, sementara ayahnya berprofesi sebagai guru SMP. Sejak kecil cita-cita Azkia ingin menjadi penulis yang penghafal Quran.
Berada jauh dari keluarga, sanak saudara bahkan teman mengajarkan kemandirian dan semangat hidup. Kemandirian dan konsistensi dirinya berbuah kesuksesan dalam menghafal 30 Juz Al-Quran.
“Alhamdulillah, saya sangat terharu rasanya bisa menghafal 30 juz Al Quran, rasa bahagia bercampur haru dan yang terbayang saat itu hanya wajah-wajah orangtua saya,” ucap Azkia.
Pesan Azkia kepada para penghafal Al Quran di manapun berada, yang sekarang masih terus berjuang untuk menamatkan hafalan agar tetap menjaga semangatnya.
“Man Jada Wajada, usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil, kalau lagi lemah menghafal agar tidak berkepanjangan dan harus kembali semangat karena Allah menilai apa yang kita usahakan bukan hasil yang kita dapatkan,” imbuhnya.
Sementara itu, Ustadzah Balgis Ahmad Difinubun yang sejak awal mendidik dan membina Azkia sangat mendukung bahkan dia rela untuk tidak tidur meski sudah larut malam hanya untuk menerima dan mendengarkan setoran hafalan Azkia satu hari satu juz.
Ustadzah Agis, begitu ia disapa tidak menyangka santri didikannya mampu menghafal Al Quran dalam waktu sangat cepat yakni 4 bulan 17 hari. Ia sangat mendukung kegigihan Azkia yang bertekad tahun ini harus hafiz 30 juz. Bahkan jika tidak tercapai hafalan hariannya, kata Agis, Azkia menangis, kemudian kembali disemangati dan dimotivasi.
Ustadzah Agis yang juga berasal Maluku sudah sejak tahun 2019 mengajar tahfidz Al Quran, saat ini ia juga masih kuliah di STAI Al Maarif Tasikmalaya. (adh)