ROTASI.CO.ID – Hidup manusia dalam Islam sudah di atur dalam agama, termasuk Adab berpakaian yang justru harus mendapatkan perhatian khusus karena yang kita ketahui saat ini justru banyak diantara manusia berpakaian seperti telanjang yang jelas dilarang dalam agama.
Maka itu, Islam memiliki aturan dalam adab berpakaian, tujuannya adalah agar manusia terjauhkan dari siksa api neraka. Sebenarnya salah satu adab berpakaian dalam Islam, sudah dijelaskan dalam Al-Quran:
“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.” (al-A’raf ayat 26).
Tentunya, Allah SWT bukan tanpa alasan dalam memerintahkan umatnya agar mengikuti adab berpakaian dalam Islam. Hal tersebut dimaksudkan demi kebaikan umat Islam itu sendiri. Bayangkan saja dengan pakaian yang tidak menutup aurat terkadang dapat menarik perhatian lawan jenis dan yang ditakutkan adalah timbulnya hawa nafsu. Dan itu sudah banyak terjadi pada belakangan ini.
Ada beberapa adab berpakaian dalam Islam yang cukup dasar dan sebenarnya sangat mudah dilakukan. Bahkan di beberapa negara adab berpakaian dalam Islam ini sudah menjadi budaya sehari-hari. Lalu, apa saja adab berpakaian yang diajarkan dalam Islam? Berikut penjelasannya.
Menutup Aurat
Adab berpakaian dalam Islam yang pertama tentu saja sebisa mungkin pakaian tersebut menutup aurat. Hal ini merupakan salah satu prinsip pertama dan sangat dasar. Aurat sendiri memang berbeda antara laki-laki dan perempuan. Aurat laki-laki sendiri berada di antara pusar hingga lutut. Sedangkan aurat dari perempuan ada pada seluruh badan kecuali kedua telapak tangan serta wajah.
Seperti yang dijelaskan dalam surat Al Azhab ayat 59: “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah menjelaskan ayat ini bahwa Ayat tentang hijab/penutup ini, wahai Nabi katakanlah kepada para istri dan puterimmu, juga kepada para mukmin perempuan apabila mereka keluar dari rumah: Agar mereka melonggarkan dan menggeraikan sebagian pakaian mereka di atas mereka yang dapat menutupi seluruh badan mereka.
Adapun jilbab adalah pakaian luar yang dapat menutupi seluruh badan. Maksudnya adalah untuk menggeraikan sebagaian pakaian yang dapat menutupi wajah selain mata. Ini dimaksudkan sebagai ciri bahwa mereka adalah perempuan yang merdeka bukan sorang budak/sahaya. Sehingga mereka tidak akan diganggu oleh orang fasik.
Sesungguhnya Allah Maha mengampuni terhadap pendahulu mereka yang telah meninggalkan penutup badan, dan Maha Pengasih kepada hamba-Nya. Abu Malik berkata: Dulu para mukmin perempuan keluar malam hari untuk memenuhi hajat mereka, kemudian orang-orang munafik mengganggu dan menyakiti mereka. Kemudian turunlah ayat ini.
Tidak Menyerupai Lawan Jenis
Ada sebuah Hadist menjelaskan mengenai hal ini. Diriwayatkan oleh Abdullah bin Abbas radhiyallahu’anhu, beliau berkata:
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan para wanita yang menyerupai laki-laki” (HR. Bukhari no. 5885).
Selain itu, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam juga bersabda:
“Tidak masuk surga orang yang durhaka terhadap orang tuanya, ad dayyuts, dan wanita yang menyerupai laki-laki” (HR. Al Baihaqi dalam Al Kubra 10/226, Ibnu Khuzaimah dalam At Tauhid 861/2, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Jami’, 3063).
Dalam ayat di atas jelas yang terjadi pada saat ini adalah, banyak kaum wanita yang menganggap dirinya tomboy sehingga mereka menggunakan pakaian laki-laki yang membuat mereka tidak lagi menutup auratnya.
Begitu juga kaum laki-laki, yang menganggap dirinya feminim sehingga menggunakan pakaian wanita bahkan wanita yang juga tidak menutup auratnya secara sempurna. Dan apa yang mereka lakukan itu adalah jelas Allah akan laknat. Naudzubilla.
Maka dari itu, selalu pertimbangan jenis dari pakaian yang akan dikenakan, agar tidak menyerupai lawan jenis, mengingat hal tersebut sangat dibenci oleh Allah dan Nabinya.
Tidak Transparan
Ini yang di sebut berpakaian seperti telanjang. Jangan sampai umat muslim memakai pakaian yang transparan atau tembus pandang. Dengan menggunakan jenis pakaian tersebut justru akan memperlihatkan bentuk tubuh.
Mengenai hal ini, sudah dijelaskan dalam sebuah Hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitabnya Shohih Muslim no: 2128 dengan isi sebagai berikut:
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah, ”Dua (jenis manusia) dari ahli neraka yang aku belum melihatnya sekarang yaitu kaum yang membawa cemeti-cemeti seperti ekor sapi, mereka memukul manusia dengannya, dan wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang, berjalan berlenggak lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang condong. Mereka tidak akan masuk surga bahkan tidak akan mendapat wanginya, dan sungguh wangi surga itu telah tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian.”
Tidak Menyerupai Pakaian Orang Kafir
Selanjutnya adalah dengan tidak menggunakan pakaian yang menyerupai orang kafir. Pakaian tersebut dapat disebut menyerupai orang kafir apabila suatu pakaian memang menjadi ciri khas dari orang kafir.
Mengenai hal tersebut juga telah di jelaskan oleh Abdullah bin Umar radhiallahu’anhu, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“Orang yang menyerupai suatu kaum, seolah ia bagian dari kaum tersebut” (HR. Abu Daud, 4031, di hasankan oleh Ibnu Hajar di Fathul Bari, 10/282, di shahihkan oleh Ahmad Syakir di ‘Umdatut Tafsir, 1/152).
Lalu seperti apa pakaian menyerupai orang kafir? yaitu jelas, mereka tidak menutup auratnya, contohnya adalah, pakaian yang seperti kekurangan bahan, terbuka dengan berbagai jenis dan model yang juga sengaja di pertontonkan atau digunakan dihadapan umum.
Demikian penjelasan adab berpakaian, semoga kita dapat terhindar dari siksa api neraka, Aamiin yaa Robbal’alamiin. Wallahualam Bissawab. (ar)
Sumber: Buku Adab Berpakaian dan Berhiasa, Syaikh Abdul Wahab Abdussalam Thawilah, Pustaka Al Kautsar