Rotasi.co.id – Sebanyak enam jemaah haji Embarkasi Bekasi mengalami kendala keberangkatan tahun ini. Tiga jamaah batal berangkat, sementara tiga lainnya keberangkatannya ditunda.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Kesehatan PPIH Embarkasi Bekasi, dr. Sedya Dwisangka, saat wawancara dengan media Selasa (6/5/2025).
Ketiga jemaah yang batal berangkat berasal dari Karawang, Kota Bandung, dan Kabupaten Bekasi.
“Penyebab batal memang karena penyakitnya ini dalam jangka waktu panjang dianggap tidak bisa memenuhi unsur istitha’ah,” jelas dr. Sedya.
Dua di antaranya disebabkan oleh kadar gula darah tinggi (HbA1c di atas 11,1), sementara satu jemaah lainnya menderita Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) yang membutuhkan oksigen terus-menerus dan pulang paksa dari rumah sakit sebelum keberangkatan.
“Kita lebih mengkhawatirkan kalau dipaksa berangkat dia akan fatal disana.
Sedangkan hajinya juga masih lama,” tambahnya. Sehingga keberangkatan tersebut cenderung berisiko.
Sementara itu, tiga jemaah yang keberangkatannya ditunda berasal dari Kota Bekasi, Kabupaten Bogor, dan Kabupaten Garut. “Mereka mengalami anemia Hb kurang dari 8,5. Ini sedang kita observasi, kita bantu untuk meningkatkan HB-nya, ya kita meningkatkan HB-nya. Saya rasa ini dalam waktu dekat juga bisa berangkat,” ujar dr. Sedya.
Berkat penanganan medis di Asrama Haji Bekasi, tiga jemaah ini telah berhasil meningkatkan kadar hemoglobin dan telah diberangkatkan. Tindakan Lanjut dan Pencegahan di Masa Mendatang
“Untuk yang batal dipulangkan ke rumah masing-masing dan kita berikan penjelasanya,” kata dr. Sedya.
Mengenai tindakan selanjutnya Kementerian Agama juga akan membantu proses pengembalian biaya 100% atau penggantian kuota oleh keluarga terdekat.
“Jadi buat jamaah ini gak perlu takut. Kalaupun mau ditunda tahun depan juga bisa. Dia jadi antrian prioritas,” tambahnya.
Lebih lanjut, dr. Sedya menjelaskan bahwa beberapa penyakit kronis dapat menyebabkan pembatalan keberangkatan haji, termasuk kanker stadium lanjut, penyakit gula dengan kadar HbA1c di atas 10 dan penyakit menular seperti TBC paru yang belum sembuh.
Ia juga menambahkan bahwa jumlah jamaah yang mengalami kendala kesehatan telah menurun berkat proses screening yang lebih ketat.
“Saat ini baru 3 dari 12 kloter, dari 9 kloter yang udah berangkat, 9 kloter yang udah berangkat itu baru 3 orang yang batal dan itu digantikan. Rata-rata digantikan jadi tidak ada seat yang kosong,” jelasnya.
Sebagai implementasi komitmen bidang kesehatan PPIH Embarkasi Bekasi, kurva jamaah haji Embarkasi Bekasi yang batal dan tertunda berangkat melandai dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
“semakin ke sini semakin sedikit, semakin turun. Dulu tidak ada kegiatan screening yang ketat, banyak, sekarang sudah semakin sedikit. Ini buktinya, sudah 20 persen jemaah yang berangkat baru 3 orang,” tutup dr Sedya. (gam)