ROTASI.CO.ID – Lembaga filantrophy Teladan Foundation memberikan bantuan untuk para santri dan pengajar di pondok Pesantren Baabussalam, Sajira, Lebak Banten dengan membagikan kebutuhan pangan.
Volunter Teladan, Denis mengatakan, saat ini pondok pesantren tersebut sedang mengalami musibah kebakaran yang menghanguskan tempat belajar mengajar para santri.
“Sijago merah melahap seluruh bangunan kelas, imbasnya, para santri belajar di pendopo asrama. Kondisi tersebut membuat para pimpinan pesantren kalangkabut menghadapinya. Disatu sisi mereka bertanggungjawab atas pembangunan sekolahnya kembali, di sisi lain, juga harus mempersiapkan kebutuhan pangan para santri,” ungkap Denis kepada rotasi pada Rabu (9/12/2020).
Oleh karena itu, Ia mengaku lebih memfocuskan bantuan dengan memberikan kebutuhan sandang dan pangan untuk para santri. Pasalnya, diketahui bahwa pesantren Baabussalam merupakan pesantren gratis untuk para kaum dhuafa.
“Sekarang memang kami hanya bawa sarden, pakaian, sarung dan Alquran untuk para santri. Akan tetapi, Insya Allah nanti kita akan siapkan dana pembangunan kelasnya,” janji Denis.
Ia berharap adanya bantuan dari para donatur untuk pembangunan pondok pesantren Baabussalam, Sajira demi terciptanya generasi qur’ani di masa depan.
“Bismillah, melalui para donatur, kami akan sampaikan amanah untuk pembangunan pesantren agar para santri nantinya dapat belajar dengan nyaman sehingga mereka dapat menjadi generasi qur’ani di masa depan,” tuturnya.
Sementara itu, Pimpinan Pondok Pesantren Baabussalam, Ahmad Sulaeman menyatakan, kebakaran terjadi tepat pada tengah malam akibat konsleting listrik. Kejadian tersebut membuat ruang belajar santri rata dengan tanah.
“Kami akan terus berusaha agar pembangunan sekolah Kembali berdiri. Walaupun ini pesantren gratis, tetap kami punya tanggungjawab untuk masa depan mereka,” kata Kiyai Sulaeman.
Sebagai informasi, Pesantren Baabussalam berdiri di atas 1500 meter persegi diatas tanah milik warga. Pondok pesantren itu memiliki 30 santri. Pesantren berdiri pada 2017 lalu, dan pada 28 November, Sijago merah melahap habis pesantren. Beberapa qur’an dan kitab kuning, hangus terbakar. (ar)