ROTASI.CO.ID, Bekasi – Pemerintah Republik Indonesia telah menetapkan pelarangan mudik lebaran pada tahun ini. Akan tetapi, tercatat ribuan warga colong strat pulang ke kampung halaman terlebih dahulu melalui terminal induk Kota Bekasi.
Kepala terminal Induk Bekasi, Muhammad Kurniawan mengatakan, pergerakan pemudik sudah terjadi lebih awal, bahkan sebelum penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) jumlah penumpang bus keluar Kota Bekasi meningkat.
“Kalau di terminal sebelum PSBB itu masih ada penumpang, terus ke sini karena mungkinkan mau puasa, terus ada berita mau PSBB, nah itu agak melonjak,” kata Kurniawan dalam keterangannya pada Rabu (22/4/2020).
Berdasarkan data, tidak sedikit warga perantauan yang mengadu nasib di Kota Bekasi mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), di sisi lain warga perantauan ini juga merasa jika diberlakukan PSBB dapat mengalami kesulitan untuk mudik saat mendekati Idul Fitri.
“Jadi mungkin berfikirnya mumpung belum PSBB, jadi mereka pada pulang, nah kemarin (menjelang PSBB) ada peningkatan sekitar 10 persen, saya juga kaget, kalau sekarang (semenjak PSBB) 85 persen penurunannya,” jelas dia.
Ia mengaku, untuk saat ini pihak terminal induk Bekasi belum melakukan pelarangan menggunakan mode transportasi bus secara ketat. Katanya, penumpang hanya sebatas dihimbau dan operasional Perusahaan Otobus (PO) juga tetap berjalan.
“Pertama dihimbau, dari temen-temen Polres, Kodim. Artinya, dihimbau terus untuk tidak mudik, baru himbauan karena kalau kita kerja kan harus berdasarkan surat edaran dari wali kota atau kadis,” ucapnya.
Berdasarkan data jumlah penumpang di terminal induk Bekasi, pada Maret 2020 sebanyak 45.354 penumpang sudah berangkat keluar Kota Bekasi menuju sejumlah daerah. Daerah yang paling banyak menjadi tujuan penumpang diantaranya, bus jurusan Jawa, Tasimalaya, Bandung dan Merak Banten.(fn1/r2/dbs/tbn)