ROTASI.CO.ID – Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) bersama Badan Amil Zakat Infak dan Sedekah (BAZIS) DKI Jakarta memborong 150.000 bongsang milik pengrajin. Bongsang tersebut sebagai pengganti kantong plastik untuk digunakan membungkus daging kurban saat Idul Adha yang jatuh pada 31 Juli 2020 nanti.
Ketua Baznas BAZIZ DKI Jakarta, KH Ahmad Luthfi Fathullah mengatakan bongsang akan dibagikan di 5 wilayah di Jakarta.
Ia mengaku, pengadaan kerajinan bongsang oleh Baznas BAZIZ DKI itu, merujuk pada Instruksi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, bahwa pembagian daging kurban saat Hari Raya Idul Adha 1441 Hijriah, tidak menggunakan kantong plastik sekali pakai (PSP).
“Bongsang menjadi alternatif lain sebagai pengganti plastik yang memang sudah dilarang di Jakarta penggunaanya sebagai upaya mengurangi pencemaran lingkungan,” Ahmad Luthfi Fatullah, Rabu (23/7/2020).
Bongsang yang diborong itu, salah satunya milik Ibu Inik (62), pengrajin bongsang dari Kampung Tegal Waru, Kecamatan Ciampea, Bogor. Kampung Tegal Waru, merupakan kampung yang dikenal sebagai daerah pengrajin bongsang yang diproduksi rata-rata oleh kaum wanita di sana.
Ahmad Luthfi Fatullah mengatakan, mengganti kantong plastik dengan bongsang, maka Baznas BAZIS setidaknya telah melakukan dua upaya.
“Pertama, telah membantu perekonomian ibu-ibu para pengrajin bongsang. Kedua, turut serta dalam upaya menjaga lingkungan untuk tidak menggunakan kantong plastik yang memang merusak bumi kita,” kata Ahmad Luthfi Fatullah yang biasa di sapa Kyai Luthfi.
Sementara Inik mengaku sangat merasa terharu dan menyampaikan banyak terima kasih kepada Baznas BAZIZ DKI yang karena telah memborong bongsang miliknya.
“Alhamdulillah, terima kasih kepada kepada Baznas BAZIS yang telah memborong bongsang kami di sini. Ha ini sangat membantu perekonomian kami di masa pandemi seperti ini, karena sudah beberapa bulan ini pembeli bongsang sangat sepi. Semoga bisa berkah buat semua, termasuk cucu saya juga senang sekali karena bisa sedikit membelikan mereka makanan yang agak enak,” kata Inik.
Bongsang merupakan kerajinan dari bambu yang dianyam menyerupai keranjang kecil, biasa digunakan untuk tempat peuyeum, tahu sumedang, atau telur. Dalam seminggu biasanya 100 hingga 200 bongsang dapat diselesaikan oleh pengrajin, tergantung kondisi cuaca dan kesehatan.
Inik sendiri mengaku masih terus bekerja membuat bongsang dari pagi hingga malam. Dimulai dengan membelah bambu, menyuwirnya panjang-panjang hingga berbentuk seperti tali, menjemurnya di bawah terik matahari, kemudian menganyamnya hingga berbentuk bongsang.
“Hasil yang didapat tidak seberapa, hanya Rp 12.000 untuk 50 bongsang. Namun bekerja membuat bongsang jauh lebih baik daripada hidup berpangku tangan,” ujar Inik.
Saat Baznas BAZIS DKI memborong 5.000 bongsang milik Inik, cucu-cucu Inik dengan penuh semangat membantu mengangkat dan menaikan Bongsang ke atas mobil yang akan dikirim ke Kantor Baznas BAZIS di Jakarta.
“Keriangan anak-anak ini menggambarkan tentang sebuah kesederhanaan dan harapan. Mungkin anak-anak ini belum tahu tentang berapa hasil penjualan bongsang milik Ibu Inik, tetapi mereka bisa menerka bahwa ketika ada yang membeli bongsang setidaknya mereka bisa dapat jatah jajan di warung dekat rumahnya,” pungkas Kyai Luthfi Fatullah. (ar)