Rotasi.co.id — Alissa Wahid menyoroti transformasi Kantor Urusan Agama (KUA) yang kini tidak hanya melayani urusan pernikahan, tetapi juga berfungsi sebagai pusat pelayanan keagamaan dan pemberdayaan ekonomi.
Transformasi ini diungkapkan Alissa dalam acara Indonesia Marketing Festival (IMF) 2024 yang digelar oleh Markplus di DI Yogyakarta, Kamis (1/8/2024).
“KUA tidak hanya melayani urusan ‘asmara’ saja seperti yang sering dikira kebanyakan orang. Namun sekarang juga menjadi pusat pelayanan keagamaan pada program pemberdayaan ekonomi melalui sumber daya filantropi Islam,” ungkap Alissa.
Transformasi KUA merupakan bagian dari program prioritas Kementerian Agama (Kemenag) yang bertujuan untuk memperluas fungsi KUA sebagai lembaga yang dapat mendukung pengembangan ekonomi masyarakat.
Alissa memuji upaya Kemenag dalam revitalisasi KUA, yang kini bertransformasi untuk melayani semua umat beragama dengan lebih inklusif.
Peran KUA dalam Pengembangan Ekonomi
Selain melayani urusan pernikahan, KUA kini berperan dalam berbagai program pemberdayaan ekonomi. Program ini termasuk pengelolaan zakat, infaq, dan wakaf yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan sosial dan pengembangan ekonomi masyarakat setempat.
Alissa menekankan pentingnya peran KUA dalam membangun ekonomi umat melalui kolaborasi dengan berbagai lembaga dan organisasi filantropi Islam.
Dukungan Publik dan Penguatan Moderasi Beragama
Alissa juga menyoroti penguatan moderasi beragama yang mendapat apresiasi dari masyarakat.
“Bukti secara langsung, Harian Kompas tiap tiga bulan adakan survei kepuasan masyarakat. Dan yang tertinggi adalah upaya pemerintah untuk menjaga keberagaman dan toleransi melalui program moderasi beragama,” ujarnya.
Penguatan moderasi beragama ini tercermin dalam program Kampung Moderasi Beragama yang awalnya menargetkan 1.000 kampung, namun kini telah berkembang menjadi 2.650 kampung.
Alissa menilai bahwa program ini telah menjadi milik masyarakat dan mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah setempat.
Perubahan Sistemik di Kemenag
Alissa mengaitkan keberhasilan transformasi ini dengan perubahan kebijakan yang mendasar di Kemenag. Ia mengingatkan bahwa perubahan sistemik tidak bisa dilakukan secara reaktif, tetapi harus melalui perubahan kebijakan yang komprehensif. “Hal itu telah dilakukan Kemenag,” tegas Alissa.
Rangkaian Acara IMF 2024
Selain Alissa, acara yang digagas Pendiri dan Ketua MarkPlus Hermawan Kartajaya ini juga dihadiri oleh pembicara lain, seperti Gubernur DIY yang diwakili oleh Staf Ahli Gubernur Bidang Hukum Sukamto, Kepala LKPP Hendrar Prihadi, dan Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) DIY Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Bendara.
IMF 2024 diadakan di tujuh kota: Yogyakarta (31 Juli-1 Agustus 2024), Pekanbaru (5-6 Agustus 2024), Palembang (7-8 Agustus 2024), Manado (12-13 Agustus 2024), Bali (14-15 Agustus 2024), Bandung (19-20 Agustus 2024), dan Surabaya (21-22 Agustus 2024).
Rangkaian acara ini dimeriahkan dengan stand pameran capaian kinerja dan konsultasi layanan Kemenag, pameran foto Sukses Haji 2024, dan layanan Satgas Halal DIY.