ROTASI.CO.ID — Di era kembalinya ponsel lipat, Microsoft akhirnya secara resmi meluncurkan perangkat terbarunya: Surface Duo. Ketika perusahaan lain seperti Samsung dan Huawei berlomba-lomba meluncurkan ponsel lipat yang memiliki layar fleksibel dengan teknologi yang cukup kompleks, Surface Duo memiliki dua layar besar yang terpisah dengan engsel di tengah yang dapat berputar 360 derajat.
Teknologi dengan dua layar seperti ini bukan merupakan hal yang baru. Namun, kebanyakan perusahaan yang mengadopsi teknologi dua layar ini selalu dihambat oleh dukungan perangkat lunak. Akhirnya, teknologi seperti ini berakhir sia-sia karena layar tersebut hanya berakhir menjadi gimmick yang tidak berfungsi sebagaimana diharapkan konsumen.
Sebagai perusahaan raksasa, Microsoft memiliki beberapa perangkat lunak kuat yang membantunya menguasai dunia seperti Microsoft office. Namun, kegagalannya dalam menjalankan projek software Windows Phone beberapa tahun silam membuat bekas luka yang cukup buruk bagi Microsoft di dunia ponsel. Di satu sisi, Android dengan kurang lebih 2,5 miliar penggunanya di seluruh dunia mengalami kesulitan dalam mengoptimasikan perangkat lunaknya ke tablet atau sejenisnya.
… seperti Microsoft yang kamu cintai dan Android yang kamu kenali.
Panos Panay, Kepala bagian produk Mircorosft
Hadirnya Surface Duo memberikan harapan bagi orang-orang yang menginginkan Microsoft Office, Teams, dan Outlook di ponselnya dengan dukungan aplikasi-aplikasi Android yang hadir di dalam satu perangkat.
Hal pertama yang dapat diperhatikan ketika pertama kali memegang Surface Duo adalah tampilan muka dari Android seperti biasa namun, dimodifikasi dengan adanya tampilan seperti taskbar di bagian bawah homescreen sehingga membuat pengguna OS Windows cukup familiar.
Tampilan Android tersebut juga telah dimodifikasi oleh Microsoft sehingga beberapa ikon tampil dengan gaya Windows seperti banyaknya garis lurus dan sudut-sudut 90 derajat pada tiap sisi.
Mode buku atau Mode Tenda merupakan bantuan Microsoft kepada Android untuk menaklukkan perangkat dengan dua layar ini yang dimana sebelumnya Google mengalami kesulitan dalam mengoptimasinya. Terdapat juga sebuah mode bernama Span yang dapat melebarkan tampilan suatu aplikasi pada kedua layar. Selain itu, juga sebuah fitur bernama App Group yang dimana kita bisa meluncurkan suatu aplikasi bersamaan dengan suatu aplikasi lainnya di kedua layar secara bersamaan.
Tentunya aplikasi keluaran Microsoft mengambil kesempatan tersendiri. Seperti browser keluaran Microsoft, Microsoft Edge, yang dapat menyalin dan menempel langsung di Microsoft Task yang terbuka pada layar lainnya dan dapat secara langsung menggunakan fitur drag and drop.
Kendati demikian, perangkat lunak modifikasi Microsoft ini tidak hanya eksklusif untuk Surface Duo saja. Perangkat lunak ini dibuat dengan kode dasar Android. Ini berarti produk ini dapat digunakan untuk perusahaan lain yang ingin bereksperimen dengan perangkat dua layar.
Kita sangat ingin untuk membuat android mengadopsi fitur-fitu ini dan sedikit meningkatkan hal-hal yang terbaik dari pengalaman menggunakan Microsoft.
Panos Panay.
Aplikasi merupakan salah satu faktor utama mengapa Microsoft menjalin Kerjasama dengan google. Kegagalannya pada windows phone juga dipengaruhi karena telatnya Microsoft dalam mengundang para developer untuk menyediakan berbagai macam pilihan aplikasi kala itu. Aplikasi dari Google Play Store diklaim dapat bekerja pada kedua layar Surface Duo dan tidak harus beradaptasi dengan UI yang baru.
Naiknya popularitas ponsel lipat yang akhir-akhir ini meningkat membuat Surface Duo memiliki harapan untuk suskses sebagai ponsel produktifitas. Dengan dukungan software dari Google yang siap untuk ponsel dua layar, Microsoft mungkin bisa pada akhirnya mendapatkan peminatnya kembali di bidang telepon seluler.
Surface Duo akan dijual dimulai dengan harga $1,399.99 di Amerika. Perangkat ini akan hadir pada 10 September mendatang. Namun, tidak ada informasi pasti kapan perangkat ini akan hadir di Indonesia.
(wn)