Rotasi.co.id – Akademisi Universitas Islam 45 (Unisma) Kota Bekasi, Abdul Khoir menyoroti pengaruh kebijakan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) yang memasukkan Mata Pelajaran (Mapel) pemrograman (coding) dan AI pada tingkat dasar dan menengah bagi anak didik.
Ia menyampaikan bahwa mendidik tidak hanya aktifitas transfer pengetahuan, tetapi juga transformasi pengetahuan serta nilai-nilai kehidupan.
Sebab, menurutnya hal yang dikhawatirkan dengan kehadiran coding dan AI dalam kurikulum, akan mempersempit interaksi peserta didik dengan lingkungannya.
Dirinya menuturkan, selain memperhatikan aspek perkembangan kognitif, pengawasan dan pembinaan yang ketat perlu dilakukan untuk menghindari pelemahan kecerdasan emosional dan sosial peserta didik.
“Ini harus menjadi diskusi yang mendalam, lebih kepada implikasi lah. Akibat dari kurikulum coding dan AI sudah mulai diperkenalkan sejak usia mendasar,” kata Khoir kepada rotasi.co.id, di gedung Rektorat Unisma Kota Bekasi.
Ia menyampaikan berdasarkan kajian-kajian psikologi perkembangan anak, sebaiknya anak-anak lebih didekatkan dengan alam dan lingkungan sekitarnya terlebih dahulu.
“Sebaiknya memang anak-anak di usia dini itu dihindari dulu dari alat-alat yang membuat mereka menjadi benar sendiri, menjadi asik sendiri dan perlahan menjadi manusia yang asosial,” terangnya, Rabu (20/11/2024).
Oleh karenanya, Khoir menyampaikan agar peserta didik lebih didekatkan pada pembelajaran yang bersifat interaktif untuk menguatkan pondasi kecerdasan afeksi dan psikomotoriknya terlebih dahulu.
“Pada masa pertumbuhan, yang sangat penting bahwa mereka diperkenalkan juga dengan dunia lain (sekitar), saya kira begitu,” ucapnya.