Rotasi.co.id – Kondisi sejumlah sekolah di Kota Bekasi dinilai memerlukan perhatian serius. Hal ini terungkap dalam rapat evaluasi antara Komisi IV DPRD Kota Bekasi dan Dinas Pendidikan (Disdik) yang digelar pada Kamis (11/9/2025).
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Alexander Zulkarnaen, mengakui bahwa banyak fasilitas pendidikan di wilayahnya masih membutuhkan perbaikan signifikan, mulai dari rehabilitasi hingga pembongkaran total dan pembangunan kembali.
“Persoalan ini tidak bisa ditunda karena menyangkut keselamatan siswa dan guru,” kata Alex dalam keterangannya.
Ia menuturkan bahwa kendala terbesar dalam percepatan perbaikan sekolah adalah minimnya tenaga ahli teknis di lingkungan Disdik.
“Perencanaan yang akurat mutlak membutuhkan tenaga profesional yang kompeten. Sayangnya, hingga saat ini kami masih kekurangan SDM teknis untuk mendukung hal tersebut,” ujarnya usai rapat.
Ia berharap ke depan ada penambahan tenaga ahli agar perencanaan rehabilitasi sekolah lebih matang, tepat sasaran, dan mampu meminimalkan risiko kegagalan konstruksi.
“Tanpa perhitungan teknis yang memadai, rehabilitasi dikhawatirkan tidak akan efektif,” ungkapnya.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi IV DPRD Kota Bekasi, Adelia, menegaskan perlunya pemanfaatan anggaran pendidikan secara optimal untuk mengatasi masalah fasilitas sekolah.
Ia menyoroti sejumlah kejadian memprihatinkan yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir.
“Beberapa kasus seperti plafon ambruk di Jatiasih dan bangunan sekolah rawan roboh di Bojongmenteng, Kecamatan Rawalumbu, harus menjadi alarm bagi kita semua. Kita tidak bisa lagi beralasan bangunannya tua. Pemeriksaan teknis harus dilakukan segera untuk mengetahui tingkat kerusakannya,” papar Adelia.
Ia meminta Dinas Pendidikan segera menyusun pemetaan kerusakan sekolah secara detail, mulai dari kategori ringan, sedang, hingga berat.
“Pemetaan ini diperlukan untuk mempermudah pengawasan DPRD sekaligus mempercepat langkah perbaikan yang tepat sasaran,” tuturnya.
Politisi Partai Golkar itu juga mengingatkan agar rehabilitasi sekolah tidak ditunda-tunda. Menurutnya, keselamatan siswa dan tenaga pendidik harus menjadi prioritas utama.
“Perbaikan jangan sampai menunggu adanya korban jiwa. Pendidikan itu bukan hanya soal kurikulum, tetapi juga tentang sarana yang aman dan layak,” pungkasnya. (*)