Mengenal Munggahan, Salah Satu Tradisi untuk Menyambut Bulan Suci Ramadan

Rotasi.co.id – Menjelang ramadhan, sudah mulai banyak kegiatan yang digelar oleh masyarakat atau lembaga untuk menyambut Bulan Suci Ramadhan 2023. Selain mengunjungi sanak saudara untuk saling bermaafan, tradisi yang masih eksis hingga saat ini yaitu tradisi munggahan. Munggahan berasal dari bahasa Jawa yang artinya “pemberian makanan”. Biasanya munggahan dilakukan di lingkungan desa atau komunitas, dengan tujuan untuk mempererat silaturahmi antarwarga dan meningkatkan kebersamaan.

Tradisi munggahan Ramadan biasanya dilakukan di tengah malam sebelum waktu sahur tiba. Masyarakat Jawa biasanya menyiapkan hidangan sederhana seperti nasi, lauk pauk, dan minuman. Hidangan tersebut kemudian dihidangkan di sebuah tempat yang telah disiapkan, seperti di balai desa atau di rumah warga yang menjadi tuan rumah.

Tradisi munggahan Ramadan juga dilakukan di Banten, namun mungkin dengan perbedaan cara dan pelaksanaannya dengan tradisi munggahan Ramadan di Jawa.

Di Banten, tradisi munggahan Ramadan biasanya dilakukan pada malam Jumat pertama di bulan Ramadan. Acara ini biasanya diadakan oleh warga desa atau masyarakat yang memiliki kebiasaan melakukan kegiatan keagamaan bersama. Pelaksanaannya bisa dilakukan di masjid, mushala, atau di balai desa.

Dalam acara munggahan Ramadan di Banten, masyarakat biasanya menyiapkan hidangan yang disebut dengan “sirih pinang”. Sirih pinang terdiri dari sirih, pinang, kapur sirih, dan gambir yang dilengkapi dengan aneka buah dan makanan kecil. Setelah menyantap hidangan tersebut, biasanya diadakan acara saling menghaturkan maaf antara satu dengan yang lainnya.

Tradisi munggahan Ramadan di Banten memiliki nilai kebersamaan dan silaturahmi yang tinggi. Acara ini juga dianggap sebagai momen untuk mempererat hubungan antarwarga dan meningkatkan keimanan dan ketakwaan selama bulan suci Ramadan.

Selain mempererat silaturahmi, tradisi munggahan Ramadan juga memiliki makna spiritual. Masyarakat Jawa maupun Banten percaya bahwa dengan makan bersama, mereka dapat memperoleh keberkahan dan keberuntungan di bulan Ramadan.

Meskipun tradisi munggahan Ramadan berasal dari masyarakat Jawa, namun saat ini tradisi tersebut telah menyebar ke berbagai daerah di Indonesia. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya nilai kebersamaan dan silaturahmi dalam menjalankan ibadah di bulan Ramadan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here